Aware Everywhere by Ajahn Brahm
Sebelumnya kita kenalan dulu dengan bikhu yang bisa dikatakan suka senyum (smiling). Ajahn Brahmavamso (yang dikenal akrab sebagai Ajahn Brahm) dilahirkan dengan nama Peter Betts di London, 7 Agustus 1951. Dia telah menjadi bikhu selama 9 tahun lamanya dibawah pengajaran Ajahn Chah. Itu profil singkatnya, kalau ingin lebih tau siapa dia? Googling caranya. Hahahaha Pada tanggal 12 Maret 2014, saya berkesempatan untuk datang ke sebuah acara yang bertemakan “Aware Everywhere”. Memang kebetulan saya sangat menyukai acara yang seperti ini, terlebih lagi narasumbernya seorang bikhu. Pada saat acara dimulai, si moderator mengajukan 10 pertanyaan kepada Ajahn Brahm. Pertanyaan pertama “Apa hobi bikhu?” ia pun menjawab “My hobbies is smiling (sambil menekan kedua ujung bibirnya keatas) ”.
Setelah itu pertanyaan kedua hingga terakhir beliau tetap menjawab yang pada dasarnya tersenyum. Wahh, beneran atau becanda nih?? Telisik punya telisik, memang benar apa yang dikatakan oleh beliau dan itu dibenarkan oleh beberapa rekan-rekannya. It’s impossible to smiling, if we have some problem?? “Impossible?” now you can try that. Memang benar hanya dengan terseyum masalah bisa hilang “I know it ==’ “, tapi itu akan membuat kita bisa relax beberapa saat agar kita tidak terlalu memikirkannya. Wow, how to be that? Look at mirror and doing this 20 times. Jangan biarkan kebahagiaanmu di pengaruhi oleh keadaan, tetapi tetaplah bahagia meskipun engkau susah. Memang beberapa orang akan tidak setuju, tetapi yang namanya masukan boleh dicoba boleh tidak.
Ketika sesi tanya jawab dimulai beberapa hadirin bertanya tetapi ada salah satu hadirin yang bertanya dan membuat saya ingin tau jawaban dari seorang Ajahn Brahm. “Apakah jika sudah bisa melakukan kebaikan, kita tidak perlu agama?” dan ia menambahkan quotes dari Dalil Lama. Ajahn Brahm pun menjawab “It’s like you go to Jakarta on foot, but I would prefer to Jakarta by plane”. Dia lalu menjelaskan “Kendaraan seperti mobil, sepeda, kereta itu anggaplah sebagai agama.
Dan kita ingin menuju ke Jakarta, memang jalan yang kita tempuh benar dan baik tetapi alangkah lebih bagus jika kita menggunakan bantuan alat transportasi agar kita dapat memahami dengan lebih baik”, “Kalau setiap pemuka agama didunia ini bisa menggunakan transport mereka masing-masing dengan baik maka kita bisa membuat sebuah harmonisasi kehidupan yang lebih baik” dengan itu ia mengakhiri ucapannya dengan tersenyum yang menjadi ciri khasnya tersebut.
0 komentar:
Post a Comment